Kamis, 29 Juli 2021

RESENSI BUKU FIKSI DAN NONFIKSI

 

A.    Pengertian Resensi

Resensi merupakan kata yang berasal dari bahasa Belanda yaitu “resentie” dan juga bahasa Latin recensio yang berarti mengulas kembali. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resensi adalah mempertimbangkan, pengulasan, penilaian sebuah buku. Seorang ahli bahasa, Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai tulisan yang berisi tentang ulasan atau penilaian terhadap suatu karya tulis atau buku. Oleh karena itu, resensi lebih dikenal dengan istilah ulasan atau bedah buku. Hal ini karena memang dalam resensi senantiasa mengulas sebuah buku baik buku fiksi atau nonfiksi, dari sudut pandang penilai (pembuat resensi) dengan berbagai norma-norma atau nilai-nilai yang ada. Resensi termasuk tulisan ilmiah yang memaparkan baik (keunggulan) dan buruk (kelemahan) suatu buku. Melalui resensi para pembaca dapat mengetahui isi suatu buku secara umum. Sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pembaca untuk mengacu bacaan. Penulisan resensi dilakukan oleh orang yang mengerti tentang hal-hal yang terkait dengan isi buku tersebut serta paham dengan nilai-nilai atau norma-norma kebenaran yang ada. 

B.     Tujuan Resensi

Menurut Gorys Keraf, penulisan resensi bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai suatu karya tulis ditinjau dari segi keunggulan serta kelemahan.

Dengan demikian masyarakat (pembaca) akan mengetahui isi buku tersebut dan akan mengambil keputusan untuk mengapresiasikannya atau tidak. Sedangkan menurut Daniel Samad, menulis resensi bertujuan untuk:

·         Mengungkapkan informasi mengenai isi buku

·         Mengajak masyarakat (pembaca) untuk terlibat dalam menilai, merenungkan, memikirkan problematika yang ada di dalam buku

·         Memberikan pandangan kepada pembaca mengenai isi buku sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dan dapat menjawab pertanyaan – pertanyaan yang muncul mengenai buku tersebut

 

 

 

C.     Manfaat Penulisan Resensi

Menulis resensi dapat memberikan banyak manfaat terutama bagi pembaca, manfaat yang dapat diberikan antara lain:

Ø  Menjadi bahan pertimbangan para pembaca yang sedang membutuhkan buku tersebut

Ø  Bagi penulis resensi dapat menjadi tambahan nilai ekonomi karena biasanya yang diminta untuk membuat resensi buku bukan sembarang orang, dan tentunya akan mendapat imbalan yang sesuai.

Ø  Bagi penulis buku, resensi dapat menjadi sarana promosi buku tersebut serta menjadi sarana  pengembang kreativitas penulis untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik lagi.

Resensi dibuat untuk mengulas sebuah buku baik fiksi ataupun nonfiksi. Melalui resensi maka kita dapat mengetahui apakah buku tersebut layak atau tidak mendapat sambutan bagi pembaca. Selain itu, resensi dapat dijadikan ajang memperkenalkan buku atau karya tulis yang baru diterbitkan. Hanya orang tertentu saja yang dapat melakukan ulasan sebuah buku. Brotowijoyo mengungkapkan bahwa terdapat tiga syarat utama bagi seseorang yang dapat mengulas resensi, antara lain:

1.      Memiliki pengetahuan dari sudut bidang buku yang di tulis

Seorang yang diminta meresensi buku adalah ia yang ahli dibidangnya. Misal, seorang diminta untuk merensi buku biologi terbaru maka ahli biologilah yang harusnya mengulas buku tersebut. Begitu juga apabila seseorang diminta untuk mengulas buku fiksi seperti novel, maka ia memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bidang sastra. Resensi merupakan ulasan mengenai suatu karya, oleh karena itu harus dibuat oleh orang-orang yang mengerti di bidangnya.

2.      Memiliki kemampuan analisis

Kemampuan analisis juga perlu dimiliki oleh peresensi buku. Pengulasan unsur-unsur yang terdapat pada karya fiksi dinilai patut atau tidak untuk dibaca, apa yang terkandung di dalamnya dan lain- lain.

3.      Mengetahui karya sejenis

Seorang yang memang dikenal mahir dalam bidangnya tentu mengetahui perkembangan karya tulis. Sehingga ketika diminta menjadi untuk meresensi buku akan dengan mudahnya mengulas buku tersebut dan membandingkan dengan karya-karya terdahulu yang sejenis.

D.    Unsur-Unsur Resensi

Karena resensi adalah tulisan ilmiah, maka terdapat beberapa aturan/ sistematika penulisan yang mana memiliki unsur- unsur berikut:

a.       Judul resensi

Menggambarkan isi ulasan buku secara umum. Pemberian judul cukup dengan kata atau kalimat yang lugas, singkat, dan tidak menimbulkan makna ganda yang memicu salah penafsiran.

b.      Identitas buku,

Pada bagian mengungkapkan identitas buku, meliputi judul buku, penulis, penerbit, edisi, ketebalan, dan lainnya.

c.       Ikhtisar buku

Menguraikan peride pokok pada tiap-tiap bab secara umum. Dapat diartikan bahwa bagian ini merupakan bagian ringkasan buku.

d.      Kepengarangan

Bagian ini mengungkapkan tentang si pengarang atau penulis, mulai dari karya apa saja yang telah dibuat, prestasi dan lain-lain.

e.       Kelemahan dan keunggulan

Di ending tulisan resensi mengungkapkan keungulan dan kelemahan buku dilihat dari berbagai aspek seperti kontent, missconseption, unsur-unsur instrinsik ekstrinsik (buku fiksi) dan lainnya. Dibagian ini merupakan bagian penting, karena penulis akan membuat keputusan yang dapat dijdikn acuan mengenai buku tersebut layak atau tidak mendapat sambutan para pembaca.

 

 

Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:

  •  Membuat judul resensi

Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.

  •  Menyusun data buku

Data buku biasanya disusun sebagai berikut:

ü  Judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya)

ü  Pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku

ü  Penerbit

ü  Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa)

ü  Tebal buku

ü  Harga buku (jika diperlukan) 

  •  Membuat pembukaan

Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:

ü  Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh

ü  Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain

ü  Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang

ü  Memaparkan keunikan buku

ü  Merumuskan tema buku

ü  Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku

ü  Mengungkapkan kesan terhadap buku

ü  Memperkenalkan penerbit

ü  Mengajukan pertanyaan

ü  Membuka dialog

·         Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:

a.       sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis

b.      ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya

c.       keunggulan buku

d.      kelemahan buku

e.       rumusan kerangka buku

f.        tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit)

g.      adanya kesalahan cetak.

  • Penutup resensi buku

Bagian penutup, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.

E.     Contoh Resensi

Novel Bunga Cantik di Balik Salju

 ·         Identitas buku 

Judul                     : Bunga Cantik di Balik Salju

Penulis                   : T. Andar

Penerbit                 : DIVA Press

Kota Terbit            : Yogyakarta

Tahun Terbit          : 2011

Cetakan                 : Ke-1

Deskripsi Fisik      : 458 hlm.; 19,5cm.

ISBN                     : 978-602-978-667-5

Sinopsis – Contoh Resensi Novel Bunga Cantik di Balik Salju

Di usia yang masih sangat muda, 19 tahun, Lana telah memutuskan untuk mengasuh Denniz, anak dari sahabatnya yang meninggal sewaktu melahirkan. Ayah si bayi sendiri, Brian, tidak mau mengakui anaknya. Pertentangan dari keluarga Lana jelas terjadi walau akhirnya mereka menerima Denniz dan membantu merawatnya.Hidup yang berat bagi Lana. Di usianya yang ke-25, dia memutuskan untuk tinggal sendiri bersama Denniz dan membiayai sendiri hidupnya dengan bekerja sebagai staf pengajar pada sebuah lembaga pendidikan asing.

Memiliki Denniz selama 6 tahun membuat Lana kebal saat orang-orang menatapnya  dengan kagum, iba, sinis, atau pun jijik saat Denniz memanggilnya “mama”. Semua itu tidak mengubah apa pun, dia tetap mencintai Denniz dan menganggap keputusannya untuk mempertahankan Denniz adalah keputusan terhebatnya.

Cintanya kepada Denniz menjadikan dirinya mengabaikan kebutuhan dirinya sendiri, termasuk kebutuhan akan seorang laki-laki yang seharusnya mulai ia pikirkan untuk mendampingi hidupnya kelak.

Hingga suatu hari, hadirlah sosok Dhimas, laki-laki keren dan pujaan banyak wanita memasuki kehidupan Lana. Dhimas yang hanya mengetahui bahwa Lana adalah seorang Ibu dengan satu anak menerima Lana apa adanya, seburuk apapun masa lalu Lana tanpa ia tau keadaan yang sebenarnya.

Namun tidak semudah itu untuk Lana menerima Dhimas sebagai pendamping hidupnya, serta menjadi pabrik figur seorang Ayah untuk Denniz. Butuh pertimbangan yang tidak sedikit untuk hal itu, hingga ia memutuskan untuk menerima Dhimas sebagai Suaminya.

Akhirnya, Lana menerima Dhimas, dan mereka segera menikah. Hingga suatu ketika Dhimas mempertemukan Lana dengan keluarga besar Dhimas, terbukalah rahasia besar bahwa sebenarnya Lana belum pernah melahirkan seorang anak dan membuat Dhimas sangat terkejut.

Lana dan Dhimas akhirnya resmi menikah.

·    Unsur Intrinstik Novel

  1. Tema
    1. Seorang wanita yang kuat dan tegar, memiliki hati yang baik untuk merawat seorang bayi sahabatnya ketika ia sendiri masih sangat muda.
    2. Perjuangan hidup seorang wanita yang mandiri.
    3. Wanita yang mengagumkan, rela dicap ‘tidak benar’ oleh tetangga-tetangganya demi merawat Denniz.
  2. Tokoh
    1. Tokoh Utama : Maulana Andara Restu
    2. Tokoh Kedua : Denniz
    3. Tokoh Ketiga : Dhimas Mahesa
    4. Tokoh Pembantu : Megan, Fany, Dhyas, Yudha, Rindra, Pak Sinclair, Ruben, Yudha, Brian
    5. Tokoh Piguran : Pak Rudi, Bu Rina, Hendra, Diki, Anggra, H. Bakrie, Emi
  1. Penokohan :
    1. Maulana Anadara Restu : Sosok perempuan yang kuat dan tegar, keinginannya untuk mandiri sejak muda, dan sangat menyayangi Emi sahabatnya yang telah meninggal, juga sangat menyayangi anak angkatnya yaitu Denniz.
    2. Denniz : Anak kecil yang lucu, pintar, cuek dan manja.
    3. Dhimas Mahesa : Sosok laki-laki tampan, cuek dan mapan. Ia sangat menyayangi Denniz dan Lana.
  1. Alur
    Alur maju mundur, dimana novel menceritakan keadaan Lana saat itu kemudian harus kembali kepada masa lalu untuk menjelaskan alasan mengapa Lana akhirnya membesarkan Denniz sebagai seorang Ibu. Dan akhirnya kembali maju dengan menceritakan Lana dan Dhimas akhirnya menikah.
  2. Sudut Pandang
    Sudut pandang orang pertama
  3. Amanat :
    1. Tidak ada anak yang dilahirkan dengan keadaan haram. Perbuatan orang tuannya lah yang haram.
    2. Karena aku mencintai kamu. Perempuan akan lebih bisa bertahan kalau dia dicintai daripada harus mencintai. Dan aku mencintai kamu.
    3. Dandelion adalah bunga liar yang kuat. Bahkan, saat tumbuhan lainnya mati, dandelion tetap hidup. Menahun. Dandelion bisa hidup di mana saja asalkan ada sinar matahari. Di sela-sela batu, di dekat rel kereta api, ataupun di retakan-retakan trotoar pun ia bisa hidup. Dan, aku pun ingin seperti itu. Hidup seperti dandelion.
    4. Jadilah diri sendiri dan selalu bersyukur tentang apa yang sudah Tuhan berikan.

·         Keunggulan dan kelemahan novel

  1. Keunggulan Novel
    • Novel ini mengajarkan kita akan apa arti tegar, kuat, mandiri dan cantik sebenarnya
    • Sebuah bacaan menarik yang sangat inspiratif
    • Kata-katanya mudah dipahami
    • Pewatakan tokoh mudah dipahami dan digambarkan secara jelas
    • Alur cerita mudah dipahami meski alur maju mundur, dan alur tersebutlah yang membuat kita menjadi semakin penasaran.
  2. Kelemahan Novel
    • Halaman novel cukup tebal.
    • Ada beberapa sesi cerita yang cukup panjang dan sedikit membosankan karena intinya sama saja.

·        Kesimpulan 

Novel ini pantas dibaca untuk siapa saja, terutama untuk wanita. Sesuai konsep nya yang inspirasional, novel ini memberikan kita banyak inspirasi, pesan dan kesan yang dapat mengalir hingga ke lubuk hati dan pikiran. Sebuah novel yang mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Materi Teks Cerita Sejarah Menulis teks cerita sejarah harus melalui tahapan berikut; menentukan topil sejarah, merumuskan kerang...